Karakteristik Media Baru
-Karakteristik Media Baru-
Istilah media baru muncul pada medio 1980-an. Media baru memiliki peran yang cukup besar terhadap perubahan ekonomi, sosial, dan budaya (ekososbud). Dalam buku New Media, A Critical Introductionyang ditulis oleh Martin Lister, Jon Dovey, dan Seth Giddings, disebutkan beberapa poin penting perubahan ekososbud yang dikaitkan dengan media baru, diantaranya; (1) pergeseran dari modernitas ke postmodernitas, (2) batasan tiap negara dalam hal perdagangan, budaya, identitas, kepercayaan mulai terhapuskan, (3) pergeseran dari manufaktur ke post industri informasi, (4) geopolitik barat dari terpusat berubah menjadi tersebar.
Selain itu, media baru juga memperkenalkan ideologi baru. Ideologi baru tersebut menganggap bahwa sesuatu yang baru pasti lebih baik dari yang lama. Ideologi "yang baru" ini berasal dari anggapan modern yang menyatakan bahwa teknologi adalah segalanya. Media baru muncul dengan harapan akan memberikan andil dalam peningkatan produktivitas, meningkatkan kreativitas, berfikir maju, dan mengabaikan batasan-batasan yang ada. Ideologi ini berlaku untuk seluruh pihak yang terlibat di dalamnya.
Karakteristik Media Baru
Media baru dianggap "baru" karena mengalami perubahan yang masif baik dari segi produksi, distribusi, dan konsumsi. Berikut ini adalah karakteristik media baru;
- Digital :Dalam proses media digital, semua data masukan diubah menjadi angka. Data yang dimasukkan bisa dalam bentuk yang beragam, misalnya suara, cahaya, atau gambar. Data-data tersebut kemudian disimpan ke dalam drive memory, digital disk, maupun online source. Sedangkan output-nya bisa ditampilkan dalam berbagai kemasan, seperti halnya bentuk cetak fisik, ditampilkan dalam layar, maupun jaringan telekomunikasi.
- Interactive :Dalam bahasan ini, yang dimaksud dengan interactiveadalah khalayak ikut berperan aktif dalam mengubah teks, gambar, maupun suara. Dengan begitu, khalayak dalam media baru tidak hanya menjadi penonton (viewer) saja melainkan juga sebagai pengguna (user). Komunikasi yang terjalin pun tidak hanya terjadi dalam satu arah, melainkan dua arah.
- Hypertextual :Berasal dari bahasa Yunani, yaitu di atas (above), di balik (beyond), dan di luar (outside). Maksudnya, media baru memungkinkan pengguna untuk berpindah ke bahasan lain melalui jaringan teks-teks penghubung yang ada di atas, di balik, atau di luar teks itu sendiri.
- Virtual :Virtual memiliki makna 'hampir' atau 'sama baiknya dengan'. Dalam media baru, virtual mempunyai maksud hampir sama dengan dunia nyata. Jadi apa yang ditampilkan dalam media baru ini bisa benar-benar terlihat nyata. Efeknya, pengguna menjadi seolah-olah berada di tempat kejadian. Aspek virtual ini membutuhkan kemampuan imajinasi dari setiap penggunanya.
- Networked :Istilah networkedmemiliki arti 'berjejaring'. Maksudnya, media baru memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk saling berjejaring satu sama lain. Para pengguna berjejaring melalui konten-konten yang diisi dalam media baru. Selain itu, setiap konten dapat diakses dengan mudah melalui peralatan elektronik yang kini semakin masif digunakan.
- Simulated :Simulasi erat kaitannya dengan virtual. Dalam media baru, pengguna seolah-olah diajak untuk terlibat langsung, tetapi itu hanyalah sesuatu yang semu, 'tidak nyata'. Dengan kata lain, karakter-karakter yang berada di dalam media baru itu hanyalah simulasi dari kehidupan nyata manusia.
Comments
Post a Comment